LOGO lingsar
Beranda > Artikel > Filosofi Buah Mangga
Artikel

Filosofi Buah Mangga

Posting oleh lingsarlobar - 5 Agu 2022 - Dilihat 726 kali

Siapa yang tidak tahu buah mangga? Hampir setiap orang tahu bagaimana bentuk buah mangga. Mangga sendiri banyak macamnya. Ada mangga manalagi. gadung, irwin, kodok, mangga gedong gincu, golek, arumanis, madu, kiojay, garifta, mangga ter hits chokanan, mangga besar mahatir, dan banyak jenis lain. Kenapa jadi ngomongin jenis mangga ya? He he he…. Mangga apa yang anda sudah coba rasakan?

Berbicara tentang mangga, kita tahu proses untuk sampai menjadi buah yang siap petik butuh waktu yang lama. Ambil contoh buah mangga hasil cangkokan. Rata-rata usia 2 tahun ke atas baru berbunga bahkan lebih. Itupun masih sedikit jumlah bunganya, karena pohon masih kecil dan ranting belum banyak. Tergantung juga perawatan dari si empunya.Setelah berbuah, baru bisa dipetik usia buah sekitar 3 – 4 bulan. Itu jika kitanya tahan menunggu lama ya …. Bisa jadi belum waktunya petik sudah dibikin rujak. Mantapkan? He he he … atau karena tidak dibungkus keduluan codot (istilah Jawa). Apes bener yang punya ya

Ketika mangga sudah siap petik, kondisi buah sudah tua. Buah akan tahan lama, tidak mudah kusut. Semakin lama rasa akan semakin manis. Jika belum tua sudah dipetik, rasa masam akan tetap terasa walau daging sudah kuning. Coba sekarang bayangkan! Anda sedang dihadapkan mangga gadung, daging tebal, warna kuning atau orange. Baunya harum sekali. Belah dan rasakan buahnya! Hemmm, manis sekali rasanya. He he he … sayangnya hanya dalam angan ya. Butuh proses yang panjang untuk menjadi buah yang manis. Bahkan jika salah perawatan, buah banyak rontok.

Belajar dari buah mangga, proses yang panjang dan butuh kesabaran itu tidak akan mengkhianati hasil. Semua akan berbuah manis. Kerja keras diniati ibadah. Secara materiil kita dapat, ridho Alloh SWT-pun kita raih. Man jadda wa jadda. Kadang Alloh menguji kita secara bersamaan. Ditipu orang, anak sakit, usaha sepi, pendapatan menurun. Di sinilah tugas kita tetap ikhtiar. Mengusahakan yang terbaik, mencari solusi dari permasalahan. Berdoa kepada Dzat Yang Menentukan. Kegagalan bukan akhir segalanya, tapi awal menuju langkah sukses.

Sumber : http://www.gurusiana.id/read/riayatulmarifah/article/filosofi-buah-mangga-4955456