LOGO lingsar
Beranda > Artikel > Nasehat Imam Syafi’I Kepada Muridnya, Ulama, Dan Pemimpin Tentang Dunia Da…
Artikel

Nasehat Imam Syafi’i Kepada Muridnya, Ulama, dan Pemimpin Tentang Dunia dan Akhirat

Posting oleh lingsarlobar - 19 Agu 2022 - Dilihat 7.029 kali

 

Siapa yang tidak tahu Imam Syafi’i? Salah satu imam besar yang tersohon namanya sampai ke penjuru dunia. Apakah Anda sudah tahu mengenai biografi Imam Syafi’i?

Kalau belum tahu Anda patut membaca ini : Biografi Imam Syafi’i dan perjalanannya.

Mutiara Hikmah Imam Syafi’i

 

Jika dipandang secara harfiah, hikmah memiliki makna tuturan yang selaras dengan kebenaran, falsafah, perkara yang benar dan lurus, pengetahuan, kearifan, serta lapang dada. Pada intinya, hikmah adalah pemahaman tertinggi yang menghubungkan manusia pada ranah hakikat.

 

Akan tetapi, kata tersebut juga digunakan untuk menunjuk kepandaian dalam mengekspresikan perasaan lewat syair-syair gubahan. Maka, yang dimaksud dari hikmah Syafi’i adalah ucapan-ucapan sastrawi yang digubah oleh Imam Syafi’i yang mengandung kearifan mendalam.

Syafi’i pang semenjak tumbuhnya segera bersentuhan dengan Bani Hudzail, guna memoles kemampuan berbahasa dan bersastra Arabnya, juga dikenal memiliki kalimat- kalimat bijak.

Selain seorang imam, mujahid, pelantun Al-Quran dengan hidmat bersuara merdu, Syafi’i dan sastrawan. Imam Syafi’i juga dicatat sebagai seorang penyair.

Diketemukan banyak kalimat-kalimat hikmah sang Imam yang bertebaran di kitab-kitab yang dikarangnya.

  1. Nasehal Imam Syafi’i Tentang Pengetahuan
  1. Raihlah ilmu sebelum engkau memimpin. Jika telah berbalut kekuasaan, tertutup sudah jalanmu menuju perolehan ilmu.
  2. Pengetahuan lebih utama daripada shalat Sunah.
  3. Siapa yang menginginkan dunia hendaknya ia memiliki ilmunya dan siapa yang mendamba akhirat hendaknya ia memiliki ilmunya.
  4. Suksesnya mendulang pengetahuan bergantung pada keadaan yang serba kurang.
  5. Hiasan para ulama adalah taufik, perhiasannya adalah akhlak luhur, dan keindahannya adalah jiwa yang mulia.
  6. Seorang alim bukanlah yang ketika dihadapkan pada kebaikan atau keburukan lalu ia memilih kebaikan, akan tetapi yang ketika diperhadapakan pada dua buah keburukan ia sanggup memilih yang paling kecil reseikonya.
  7. Cukup seseorang dikatakan pandai kika kepandaiannya membuatnya terampil memindai seluruh keburukannya.
  8. Fakirnya alim adalah suatu pilihan, kala fakirnya orang bodoh adalah keterpaksaan.

 

  1. Nasehat Imam Syafi’i Tentang Jalinan Persahabatan
  1. Bukan saudaramu jika engkau harus menjilat kepadanya.
  2. Siapa yang tulus menjalin persaudaraan, segala alasannya akan diterima, kelemahannya akan tertutupi, dan seluruh kesalahannya akan dimaafkan.
  3. Seorang yang menasihati saudaranya secara rahasia sungguh telah meriasnya, sedangkan seorang yang menasihatinya di hadapan orang lain bermakna tengah menjatuhkan dan mencederainya.
  4. Bersahabat dengan seorang yang tidak takut cela adalah noda di hari kiamat.
  5. Ada tiga hal yang jika disembunyikan seseorang, ia telah menzalimi dirinya sendiri : sakit yang disembunyikan dari dokter, hajat yang disembunyikan dari sahabat, dan nasihat kepada penguasa.
  6. Mengharap semu orang menyukaimu adalah suatu yang tidak mungkin terjadi. Tidak ada jalan untuk menghindari penilaian orang lain. Karenanya, cukuplah menyadari sepenuhnya kebutuhanmu, lalu tetapilah itu. Sementara orang lain, biarkan mereka dengan urusannya sendiri.
  7. Tiada kegembiraan menandingi indahnya berkumpul dengan sahabat, dan tiada kesusahan mengungguli jika harus berpisah darinya.
  8. Bergaul terlau lepas akan memetik sahabat buruk, sedangkan menarik diri dari pergaulan akan menuai permusuhan.

 

  1. Nasehat Imam Syafi’i Tentang Menuju Keindahan Jiwa
  1. Seorang yang tidak memuliakan dirinya dengan takwa, kemana lagi ia mencarinya?
  1. Seorang yang bertekuk-lutut kepada hasrat duniawi, pati rela diperbudak oleh ahli dunia.
  1. Para pemilik kemudian sungguh terbalut keletihan.
  1. Orang terbaik adalah dia yang tidak memandang dirinya baik dan orang termulia adalah dia yang tidak menyaksikan dirinya mulia.
  1. Angan-angan adalah pedang yang tengah terayun ke leher seseorang, sama persis dengan fatamorgana yang akan memperdaya orang yang memandang dan mengecewakan orang yang mendamba.
  1. Menaklukan fauna tidak sesulit menata jiwa manusia.
  1. Jika kusadari bahwa meminum air dingin akan mengkikis kemuliaanku, pantang aku melakukannya.
  1. Siapa yang berbusana kebatilan sungguh telah merenggut busananya sendiri.
  1. Welas asih adalah pajak dari kemuliaan.
  1. Siapa yang mendengar dengan telinganya menjadi pendongeng, siapa yang menyimak dengan hatinya menjadi tersadarkan, dan siapa yang menasihati dengan perilakunya menjadi seorang penunjuk jalan.
  1. Siapa yang menjadi hakim tanpa sikap fakir dialah penyamun sesungguhnya.

 

  1. Nasehat Imam Syafi’i Tentang Membebaskan Jiwa
  1. Allah menciptakanmu bebas, maka menjadilah bebas seperti Dia telah menciptamu.
  1. Sungguh, dusta seseorang yang mengklaim sanggup di dalam hatinya menyatukan cinta dunia dan cinta pada Sang Pencipta.
  1. Tiada yang lebih buruk bagi seseorang melebihi berbicara banyak, menyebarkan rahasia, dan memercayai semua orang.
  1. Amarah orang yang mulia terefleksikan pada perilakunya, kala emosi pada orang bodoh tampak pada mulutnya.
  1. Pustaka yang paling berguna adalah takwa, sedang yang paling berbahaya adalah permusuhan.
  1. Kala kebutuhan begitu bamual. mulailah dari yang paling mendesak.\
  1. Sepanjang seseorang tidak menertawakan kesalahan orang lain, kebenaran yang ditampakkan itu akan mengakar di hatinya.

 

  1. Nasehat Imam Syafi’i Tentang Merias Diri
  1. Siapa yang menahan rahasianya, maka banyak kebaikan tengah berada dalam genggamannya.
  1. Sebab tiada yang dapat menggatuk tubuhmu sebaik dirimu sendiri, maka segala urusanmu tanganilah sendiri.
  1. Siapa yang dipancing emosinya namun tidak marah, dia adalah keledai. Namu, siapa yang dimintai maafnya, lalu tidak memaafkan, dia adalah setan.
  1. Bagaimana mungkin menyatakan zuhud dari dunia, seseorang yang tidak menyadari nilai akhirat; bagaimana bisa selamat dari dunia, seseorang yang tidak mengetepikan keserakahannya; dan bagaimana dapat selamat dari orang lain, seseorang yang tidak dapat menyelamatkan orang lain dari lidah dan tangannya; serta bagaimana sanggup mengucapkan tuturan hikmah, seseorang yang tidak mengharapkan Allah dengan ucapannya.

 

Demikianlah nasehat-nasehat imam syafi’i dari buah karnyanya, semog bisa kita resapi ilmunya dan kita implementasikan di masyarakat.

Sumber : https://inspiring.id/nasehat-imam-syafii/