LOGO lingsar
Beranda > Berita > Warga Batu Kumbung Antusias Gelar Roah Nyelamet Gubuq
Layanan Publik

Warga Batu Kumbung Antusias Gelar Roah Nyelamet Gubuq

Posting oleh lingsarlobar - 5 Juli 2022 - Dilihat 86 kali

Warga Dusun Batu Kumbung, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat menggelar “Roah Adat Nyelamet Gubuq” atau syukuran adat menyelamatkan kampung halaman. Kegiatan ini digelar sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Dusun Batu Kumbung atas hasil panen dan berdoa meminta keberkahan untuk produksi pertanian selanjutnya.

“Roah Adat ini merupakan kebiasaan masyarakat Dusun Kumbung yang dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur karena sudah selesai melaksanakan panen,” kata Tokoh Adat H. Mudri.

H. Mudri mengatakan, selain sebagai ungkapan rasa syukur, tradisi adat ini juga dilakukan dalam rangka meminta keselamatan dan kedamaian “Gubuq” atau kampung halaman dari segala macam musibah. “Sekarang ini gubuq kita, desa kita, daerah kita, dan umumnya negara kita serta dunia sedang dilanda musibah virus corona. Untuk itu kita berkumpul di petilasan ini meminta doa selamat,” katanya.

Roah Adat ini digelar di situs budaya Pancor Denek, Dusun Batu Kumbung. Pancor Denek tersebut, diyakini sebagai patilasan atau bekas tempat tinggalnya Syeh Al-Handi Patinglaga Denek Parwangsa yang merupakan tokoh pencetus asal mula Dusun Batu Kumbung.

Pantauan RRI, ‘dulang-dulang’ atau nampan besar yang berisi hasil panen masyarakat Dusun Batu Kumbung ditutup ‘tembolak’ berwarna merah memenuhi teras petilasan Syeh Al-Handi Patinglaga Denek Parwangsa. Sedangkan di dalam petilasan dipenuhi oleh bunga tujuh rupa yang ditaruh di atas daun pisang yang sudah dibentuk sedemikian rupa. Selain itu, botol dan ceret yang diisi air kembang juga ikut di jejer di sana yang akan diminum dan dibawa pulang selesai acara.

Sebelum roah adat dilakukan, pertama-tama tokoh adat melakukan ritual di dalam petilasan Syeh Al-Handi Patinglaga Denek Parwangsa. Kemudian setelah itu, tokoh adat memberikan pengajian atau ngaji budaya yang disampaikan langsung oleh H. Mudri.

Setelah ngaji budaya selesai disampaikan, kemudian jamaah perempuan berebut air bunga tujuh rupa. Mereka bergiliran meminum kemudian membasuh muka dengan air tersebut sembari berniat hal-hal baik di dalam hati. Sementara sisanya di bawa pulang digunakan untuk mengusir wabah di sekitar rumah maupun di sawah.

Sementara itu Camat Lingsar Marzuqi, mengatakan bahwa budaya adat Nyelamet Gubuk ini adalah merupakan kegiatan yang selalu dilaksanakan oleh warga Dusun Batu Kumbung setelah masa panen selesai dilaksanakan, kegiatan ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur warga atas hasil panen yang diperoleh dan untuk menghindar dari musibah.

“Kami berharap kegiatan seperti ini untuk terus dilestarikan dan dijaga oleh masyarakat sebagai salah satu kearifan lokal yang dapat memberikan manfaat kepada generasi berikutnya, ujarnya.

 


Tags:

Silahkan beri komentar

Email tidak akan di publikasi. Field yang harus diisi ditandai dengan tanda *