GOING GAMBEK
Merupakan sebuah tempat napak tilas seorang wali / ulama besar islam yang melanjutkan perjalanan menuju lingsar yang saat ini disebut dengan kemalik pura lingsar, dan goa yang ada di giong gambek tersebut tempat peristirahatannya wali / ulama besar tersebut, selain goa ada batu besar tempat melakukan ritual atau ibadah dan konon batu ini berapapun orang yang mendudukinya tetap akan cukup walaupun batu itu terlihat tidak begitu luas/ besar, bagi warga yang berada di desa langko pada umumnya dan khususnya dusun longserang timur jika maumelakukan perjalanan jauh harus datang ketempat ini dulu. Bila saat mendatangi tempat tersebut digigit oleh serangga atau binatang lain, maka menandakan perjalan seseorang tersebut kurang bagus.
Konon ada seorang petapa melakukan ritual ditempat itu meminta Mong Gunemong akan tetapi hal tersebut tidak diberikan. Pada saat itu juga sang petapa diberi pilihan diantaranya Kekayaan yang berlimpah atau Kesaktian yang luar biasa. Akan tetapi pertapa tersebut tetap menolaknya karena hanya menginginkan hal tersebut (Mong Gunemong).Pada akhirmya pertapa tersebut ditawarkan umur seumur dunia. Yang akhirnya lelahpun menyapa sang pertapa yg akhirnya tertidur pulas. Dan pada saat bangun sang pertapa sudah berubah menjadi seekor Mayung / Kijang Putih dan disebut dengan nama Mbik Sare dan konon masih hidup sampai saat ini berkeliaran di Lombok termasuk di tempat tersebut. Bagi yang bernasib baik akan melihat Kijang Putih tersebut adalah orang yang beruntung. Namun Apabila berkeliaran ditengah-tengah kampung menandakan akan ada musibah atau kejadian aneh.
Diatas batu ini juga terdapat lingkok / sumur kecil tempat untuk mengambil air minum, mencuci tangan dan mencuci muka setelah melakukan ritual dan juga terdapat tempat meracik sembek ( penanda dikepala). Sembek ini sebagai tanda bahwa orang tersebut telah sampai ketempat itu. Dan dibawah batu besar ini terdapat lubang besar yang didalamnya mengeluarkan mata air bercabang, disitu juga terdapat akar kayu pohon besar yang menyerupai ular yang mengelilingi batu besar tersebut, seolah – olah batu besar tersebut dijaga oleh mahluk melata tersebut dan berukuran besar. Adapun benda – benda pusaka peninggalan antara lain seperti Kitab, Seruling, Jungkat, Gegandek, Parang ceritanya semua benda itu ada di Dusun Embungpas.